FILOSOFI ANGKRINGAN

FILOSOFI ANGKRINGAN

Selamat datang di blog kami yang akan membawa Anda menyelami kehangatan dan keunikan dari sebuah tempat yang telah menjadi ikon budaya di Indonesia: angkringan. 

Mari kita merenung bersama tentang jejak perjalanan di balik setiap gelas jahe susu dan sate khas yang disajikan di tempat ini.

APA SI ANGKRINGAN?

Angkringan memiliki sejarah yang kaya dan berakar dalam budaya Jawa. Awalnya, angkringan merupakan tempat bagi para pekerja seni dan budaya untuk berkumpul dan berdiskusi.


Namun, seiring berjalannya waktu, angkringan telah berkembang menjadi tempat favorit bagi semua kalangan, mulai dari pekerja keras hingga pelajar.


Itulah sedikit pengertian mengenai angkringan, selanjutnya kita bahas apa si angkringan lingsir wengi, dan 
bagaimana awal mulanya?




ANGKRINGAN LINGSIR WENGI


Penampakan Owner Lingsir Wengi

Malam itu, angin berhembus lembut di halaman Pondok Pesantren. Aku menatap langit yang bertabur bintang, merenungi masa depan yang masih kabur di pelupuk mata. Selepas lulus dari Pondok, aku tak memiliki bayangan jelas tentang apa yang akan kulakukan. Pekerjaan? Entahlah. Semuanya tampak samar. Sementara teman-temanku sudah mulai menemukan jalan hidup masing-masing, aku masih terjebak dalam kebingungan.

"Kenapa masih termenung, Fikri?" suara ramah dari belakang mengagetkanku. Aku menoleh dan melihat Jaka, sahabat lama yang sudah lebih dulu pulang dan kini tinggal di kampung halamannya.

"Aku masih bingung, Jaka. Setelah dari Pondok, aku tidak tahu harus bekerja apa," jawabku jujur.

Jaka tersenyum, seolah mengerti beban yang kurasakan. "Mari ikut aku besok malam. Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan."

Esok harinya, aku mengikuti Jaka menuju sudut jalan yang ramai. Di sana, terparkir sebuah gerobak kecil dengan lampu temaram. "Ini angkringanku," kata Jaka sambil menunjuk bangga. "Sudah hampir tiga tahun aku menjalankan usaha ini. Kenapa tidak coba buka angkringan seperti ini? Selain sederhana, angkringan selalu punya tempat di hati masyarakat."

Awalnya, ide itu terdengar aneh. Aku, menjalankan angkringan? Namun, semakin kupikirkan, semakin masuk akal. Angkringan adalah tempat di mana setiap orang dari berbagai lapisan masyarakat bisa berkumpul, berbagi cerita, dan menikmati makanan sederhana dengan harga terjangkau. Angkringan adalah cerminan dari kehangatan dan kebersamaan, sesuatu yang selalu kuimpikan.

Dengan modal dari tabungan seadanya dan pinjaman kecil dari keluarga, aku memulai usaha angkringan di sudut jalan yang cukup strategis. Gerobakku sederhana, dengan kursi-kursi panjang dan lampu minyak sebagai penerang. Setiap hari, aku menghabiskan waktu menyiapkan nasi kucing, sate usus, gorengan, dan berbagai minuman hangat yang selalu menjadi favorit.

Seolah mendapat bisikan dari angin malam, muncul sebuah istilah Jawa yang penuh makna, "Lingsir Wengi." Istilah ini terdengar begitu magis, sengaja agar mudah diingat masyarakat.

Makna mendalam dari Lingsir Wengi merujuk pada waktu yang sunyi ketika malam semakin larut dan dunia seolah berhenti, segala hiruk-pikuk sudah mereda dan hanya keheningan yang menemani, Angkringan Lingsir Wengi memberikan ruang bagi renungan dan keintiman. Sederhana namun penuh makna, Lingsir Wengi.

Angkringan ini bukan hanya tentang mencari nafkah. Ini adalah tentang berbagi kebahagiaan, tentang menciptakan ruang di mana setiap orang merasa diterima dan dihargai. Dan di sinilah aku, masih berdiri di sudut jalan yang sama, menemani masyarakat di malam hari dengan secangkir teh hangat dan sepiring nasi kucing, memberikan yang terbaik dari hatiku.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

APA SI ANGKRINGAN?